TANAH LAUT – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tanah Laut selama tiga hari terakhir menyebabkan banjir di sejumlah kawasan, termasuk di Desa Sungai Bakar, Kecamatan Bajuin. Salah satu infrastruktur yang terdampak adalah Jembatan Sungai Bakar.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintasi area sekitar jembatan.
Kepala Dinas PUPR Tanah Laut, Syakhril Hadrianadi, ST, menjelaskan bahwa jembatan terdampak akibat peningkatan debit air sungai yang tidak mampu ditampung oleh struktur lama.
“Curah hujan yang tinggi sejak pagi hingga siang hari menyebabkan volume air naik signifikan. Sejumlah infrastruktur terkena dampak, termasuk Jembatan Sungai Bakar,” kata Syakhril, Sabtu (28/6/2025).
Ia menyebutkan bahwa pembangunan jembatan baru direncanakan akan dimulai pada tahun 2026 dengan menggunakan konstruksi girder. Struktur ini akan dirancang lebih kokoh dan dapat mengalirkan air dengan volume besar di bawahnya.
“Jembatan sebelumnya memiliki kapasitas aliran yang terbatas. Dengan jembatan girder, kami harapkan aliran air menjadi lebih lancar dan struktur lebih tahan terhadap tekanan arus serta potensi erosi,” tambahnya.
Selain proyek jembatan, Dinas PUPR juga akan memperbaiki saluran air atau siring di kawasan terdampak banjir. Siring akan dibangun tidak hanya sebagai pengendali air, tetapi juga memiliki nilai estetika yang mendukung pengembangan kawasan wisata.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Tanah Laut, Dwi Hadi Putra, saat dihubungi via telpon, Sabtu(28/6/25).mengatakan bahwa proyek penggantian jembatan telah dimasukkan dalam rencana anggaran pemerintah daerah.
“Jembatan yang ada saat ini merupakan kombinasi Box Culvert dan Aramco, dan kondisinya sudah tidak memadai. Saat banjir, aliran air tidak dapat berjalan optimal. Jembatan baru akan menggunakan girder dengan ketinggian yang disesuaikan agar tidak terdampak luapan air di masa mendatang,” jelas Dwi Hadi.