BANJARMASIN – DPD PAPPRI Kalimantan Selatan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) perdananya dengan semangat baru yang membara. Bertempat di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Sabtu (5/7/2025), acara ini menjadi titik temu insan musik dari sembilan kabupaten/kota yang ingin menghidupkan kembali kekayaan seni dan budaya lokal di panggung nasional.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin melalui Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi, Ahmad Bagiawan.
Dalam pidatonya yang menyentuh, Ahmad menekankan bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan media penyatu, penyampai pesan kemanusiaan, dan penguat identitas budaya.
“Musik adalah bahasa yang bisa menyatukan kita. Dari madihin hingga panting, dari lagu daerah hingga modern, semua adalah wajah kita yang tidak boleh hilang,” ungkapnya.
Ahmad juga berharap agar musisi Kalimantan Selatan bisa menembus batas dan tampil di kancah nasional bahkan internasional.
“Banua punya banyak talenta. Sudah saatnya mereka dikenal lebih luas,” ujarnya optimis.
Musda kali ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Wakil Ketua DPP PAPPRI Jhonny W. Maukar, Ketua DPD PAPPRI Kalsel Dino Sirajuddin, ulama karismatik Habib Hamid Bahasyim (Habib Basirih), serta perwakilan ormas Laung Kuning. Kehadiran mereka menambah khidmat dan kuatnya dukungan terhadap kebangkitan musik daerah.
Sembilan DPC PAPPRI dari berbagai daerah turut hadir, termasuk dari Tanah Bumbu, Banjarmasin, Martapura, Banjarbaru, Barabai, Barito Kuala, Amuntai, Kotabaru, dan Kandangan.
Di tengah acara, Ketua DPC PAPPRI Tanah Bumbu, Muslim Main, tampil penuh semangat menyuarakan dukungan dan harapannya.
“Musda ini adalah langkah awal yang besar. Kita ingin PAPPRI menjadi motor penggerak budaya lokal, dan menjadi rumah yang nyaman untuk semua genre musik,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara PAPPRI dan pemerintah daerah agar dunia seni tak berjalan sendiri.
“Kami berharap DPD yang baru nanti aktif menggandeng pemerintah untuk menciptakan ruang-ruang ekspresi yang lebih hidup dan berdampak,” ujar Muslim.
Tak lupa, ia menekankan bahwa salah satu fokus utama PAPPRI adalah perlindungan hak cipta dan royalti seniman. “Musisi harus mendapat hak atas karyanya. Itulah bentuk penghargaan tertinggi terhadap seni,” tegasnya.
DPC PAPPRI Tanah Bumbu sendiri berdiri sejak tahun 2020 dan dikenal aktif dalam mendorong pertumbuhan seni dan budaya di daerah. Mulai dari edukasi, pelatihan, hingga pertunjukan seni rakyat telah mereka lakukan.
Muslim menutup pernyataannya dengan harapan besar: “Semoga Musda ini bukan hanya sukses sebagai acara, tapi menjadi awal gelombang baru—gelombang kreatifitas, kebangkitan budaya, dan semangat bersatu antar seniman Banua.” tutupnya