Puluhan Warga Gelar Aksi Protes Terkait Kerusakan Jalan Nasional Akibat Truk Batubara

Puluhan warga menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Tugu Ketupat Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada Sabtu sore, (5/4/25)

KANDANGAN – Puluhan warga menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Tugu Ketupat Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada Sabtu sore, (5/4/25), untuk menuntut tindakan tegas pemerintah terkait kerusakan pada jalan nasional akibat tingginya volume truk pengangkut batubara yang melintasi kawasan tersebut.

Aksi ini dilakukan setelah jalan utama yang sering dilalui truk-truk besar mengalami kerusakan yang semakin parah, memicu kemacetan, dan mengancam keselamatan warga.

Peserta aksi membentangkan sejumlah spanduk berisi protes, seperti “Jangan Sampai Rakyat Bertindak, Karena Jadi Korban Rusaknya Jalan Raya” dan “Tolong Pemerintah Bertindak, Rakyat Susah Transportasi, Gara-Gara Banyak Truk Batubara.”

Mereka berharap suara mereka didengar pemerintah yang dianggap lamban dalam merespons keluhan warga terkait kerusakan jalan yang semakin buruk.

Aksi dimulai sekitar pukul 15:30 WITA dan diikuti oleh warga sekitar serta komunitas yang peduli terhadap masalah infrastruktur jalan.

Salah satu peserta aksi mengungkapkan, “Jalan yang dulunya mulus, kini penuh lubang dan retakan karena beban truk-truk batubara yang terlalu berat. Kami sudah cukup lama mengeluh, tapi tidak ada solusi konkret dari pemerintah.”

Selain kerusakan jalan, polusi debu yang dihasilkan oleh truk batubara juga menjadi keluhan utama. Warga mengungkapkan bahwa debu dari truk-truk besar tersebut sangat mengganggu kesehatan mereka, terutama anak-anak.

“Kami harus bernafas dengan debu yang berasal dari truk-truk ini. Jalan yang rusak dan kemacetan juga membahayakan keselamatan kami,” kata seorang warga dengan nada kecewa.

Kemacetan yang disebabkan oleh truk-truk batubara juga menjadi sorotan. Warga mengeluhkan tersendatnya arus lalu lintas, yang mengganggu mobilitas sehari-hari.

“Kami butuh jalan yang aman dan lancar untuk beraktivitas. Tapi jalanan ini malah semakin rusak dan macet karena truk-truk itu,” ujar seorang peserta aksi lainnya.

Baca Juga  Demi Kenyamanan Saat Beribadah Dibulan Suci Ramadhan, Satgas TMMD ke123 Bersihkan Masjid Bersama Warga Desa Talusi

Warga juga menyoroti kurangnya pengawasan terhadap jalur yang dilalui truk batubara. Mereka mengusulkan pengalihan jalur atau pembatasan jam operasional truk batubara sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

“Kenapa truk batubara harus lewat jalan utama yang jelas tidak mampu menampung beban mereka? Ada jalan lain yang lebih layak, kenapa tidak digunakan?” ujar salah satu peserta aksi.

Sejumlah pengendara yang melintas juga menyampaikan rasa kecewa terhadap kondisi jalan yang semakin buruk.

“Jalanan penuh lubang, sering terjadi kemacetan, dan itu sangat mengganggu,” kata salah satu pengendara yang berhenti untuk menyaksikan aksi tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah daerah atau pihak berwenang terkait langkah yang akan diambil untuk menangani tuntutan warga.

Namun, aksi ini berhasil menarik perhatian masyarakat dan media, yang semakin menyadari dampak negatif dari tingginya volume truk batubara yang melintasi jalan nasional.

Para peserta aksi menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan hak mereka dan tidak akan berhenti hingga ada tindakan nyata dari pemerintah.

“Kami akan terus menyuarakan ini. Jika pemerintah tidak segera mendengarkan kami, kami akan terus berjuang untuk hak kami. Kami tidak ingin menunggu sampai ada korban jiwa,” ujar salah satu peserta dengan penuh semangat.

Dengan tekanan yang semakin meningkat dari masyarakat, warga berharap aksi ini dapat mendorong perubahan nyata, termasuk pengalihan jalur truk batubara, perbaikan infrastruktur jalan, dan peningkatan pengawasan terhadap kendaraan berat yang melintas di jalan nasional.

Warga berharap agar pemerintah segera bertindak untuk mengatasi masalah ini demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *