TABALONG – Setelah sebelumnya aksi serupa dilakukan di Kandangan dan Barabai, kini giliran warga Tabalong yang kembali menggelar demonstrasi menuntut agar truk angkutan batubara tidak lagi melintasi jalan nasional.
Aksi kali ini berlangsung di dua lokasi berbeda, yakni di Bundaran Obor, yang merupakan ikon kebanggaan warga Tabalong, serta di Po2rtal PT MCM yang terletak di Kuaro, Selasa (8/4/25).
Aksi tersebut menarik perhatian pengguna jalan yang melintas, dengan para demonstran membentangkan spanduk besar bertuliskan, “Kami Warga Tabalong Menolak Truk Angkutan Batubara Melintas Jalan Umum/Jalan Raya”.
Spanduk ini menjadi simbol jelas dari tuntutan warga Tabalong yang sudah lama resah dengan dampak yang ditimbulkan oleh truk-truk batubara yang melintas di jalan-jalan utama mereka.
Setelah aksi di Bundaran Obor, para peserta aksi langsung bergerak menuju Portal PT MCM di Kuaro.

Dalam perjalanan menuju lokasi kedua, mereka tak hanya menyuarakan penolakan terhadap truk batubara, tetapi juga menunjukkan langsung kondisi jalan yang rusak parah akibat seringnya dilalui truk-truk berat tersebut.
Salah satu titik yang mendapat perhatian adalah jalan trans Kuaro, Desa Kasiau, yang menuju ke PT MCM, yang semakin rusak.
Seorang warga yang turut serta dalam aksi ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap kerusakan jalan yang terus dibiarkan.
“Kami sangat menyayangkan kondisi jalan yang semakin rusak akibat dilalui truk batubara. Kami meminta kepada pemerintah agar segera bertindak tegas untuk melindungi infrastruktur kami. Jangan sampai masyarakat bertindak anarkis karena tidak ada solusi yang jelas,” ungkapnya.
Selain itu, salah satu peserta aksi lainnya juga menambahkan, “Kami bukan anti dengan industri batubara, tetapi kami berharap ada regulasi yang jelas tentang jalur yang boleh dilalui oleh truk-truk angkutan batubara. Kami ingin jalan kami aman dan layak untuk dilalui oleh semua kendaraan.”
Aksi warga Tabalong ini menambah panjang daftar protes yang dilakukan oleh masyarakat yang merasa terdampak oleh aktivitas angkutan batubara.
Para pengunjuk rasa menegaskan bahwa mereka tidak hanya menginginkan perbaikan jalan, tetapi juga meminta perhatian serius dari pihak berwenang dalam menertibkan lalu lintas truk batubara agar tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan warga yang sehari-hari menggunakan jalan tersebut.