BANJARBARU, (17/4/25) – Kepedulian terhadap pembangunan Banua kembali ditunjukkan oleh kalangan masyarakat sipil. Kamis siang, sebanyak 15 anggota perwakilan dari Organisasi Masyarakat Sahabat Anti Kecurangan Bersatu (SAKUTU) melakukan audiensi dengan Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin di ruang rapat Kantor Gubernur Kalsel.
Gubernur tidak sendirian dalam menyambut rombongan tersebut. Ia didampingi oleh Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan, Kabinda Brigjen Pol. Nurrullah, Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Inf. Ilham Yunus, serta Kepala OJK Kalsel Agus Maiyo dan sejumlah kepala SKPD lainnya.
Audiensi berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan keterbukaan. H. Muhidin mengapresiasi sikap santun dan tertib yang ditunjukkan SAKUTU saat menyampaikan empat poin aspirasi utama mereka, yang dinilai sangat relevan dengan situasi aktual di Kalimantan Selatan.
Empat tuntutan tersebut mencakup: pengaturan ulang aktivitas angkutan batubara yang melewati jalan umum, percepatan pembangunan stadion bertaraf internasional, realisasi jalan bypass Martapura-Tanjung, serta evaluasi menyeluruh terhadap kinerja SKPD dan BUMD di lingkungan Pemprov Kalsel.
“Terkait jalan bypass Martapura–Tanjung, ini memang sudah masuk dalam skala prioritas pembangunan infrastruktur strategis yang kami usung sejak awal bersama Pak Hasnur,” ungkap H. Muhidin.
Ia menambahkan, proyek jembatan Batulicin-Kotabaru juga tengah dipercepat dengan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp1,5 triliun.
Sementara itu, masalah angkutan batubara yang meresahkan masyarakat karena kerusakan jalan dan ancaman keselamatan, menjadi sorotan utama.
Menurut Gubernur, koordinasi intensif dengan Polda Kalsel terus dilakukan untuk merumuskan solusi terbaik yang tidak merugikan rakyat maupun sektor usaha.
“Kami sudah mendengar keluhan masyarakat tentang batubara ini sejak lama. Kita sedang menyusun penegakan regulasi yang lebih tegas agar tidak ada lagi pelanggaran,” jelasnya.
Soal pembangunan stadion internasional, Gubernur mengakui proyek itu masih berada dalam tahap perencanaan dan penganggaran.
Meski demikian, ia menekankan bahwa komitmen Pemprov tak pernah surut untuk menghadirkan fasilitas olahraga yang membanggakan.
“Kita ingin Kalimantan Selatan punya stadion megah yang bisa bersaing dengan daerah lain. IKN di Kalimantan Timur sebagai Jakarta-nya, maka Banua ini bisa jadi Bandung-nya,” ujar H. Muhidin disambut anggukan hadirin.
Untuk tuntutan keempat, Gubernur menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja aparatur.
“Jika ada BUMD atau SKPD yang tidak bekerja profesional, tentu harus dievaluasi. Kita ingin birokrasi yang transparan dan berdampak nyata bagi rakyat,” tegasnya.
Dalam sesi akhir audiensi, Gubernur menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ormas SAKUTU atas masukan yang disampaikan secara santun dan konstruktif.
Ia berharap dialog seperti ini bisa terus terjalin demi kemajuan Banua secara kolektif.
Koordinator audiensi, Aliansyah, dalam keterangannya menyampaikan penghargaan tinggi atas keterbukaan Gubernur dan jajaran Forkopimda.
Menurutnya, apa yang disuarakan SAKUTU murni untuk kepentingan masyarakat luas, bukan golongan tertentu.
“Kami prihatin atas kondisi jalan yang rusak akibat truk batubara yang melintasi jalur umum. Ini sangat membahayakan pengguna jalan lainnya,” ujar Aliansyah,
Ia juga menyatakan dukungan terhadap seluruh program pembangunan Pemprov, selama itu bertujuan membawa Kalimantan Selatan menuju arah yang lebih baik.
“Kami di sini bukan mengkritik untuk menjatuhkan, tapi justru ingin ikut mengawal agar pembangunan berjalan benar,” tutupnya.(*)