Pijarkalimantan.com, Jakarta – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), mengadakan seminar Analisis Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah terhadap Laporan Dewan Gubernur BI tentang Kondisi Perekonomian Terkini di Sunlake Waterfront Resort and Convention, Senin (24/06/2024).
Seminar dibuka oleh sekretaris BSKDN , Noudy R.P Tendean, bertujuan untuk menanggapi laporan terbaru Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang memaparkan kondisi perekonomian terkini.
Berdasarkan laporan tersebut, Sekretaris BSKDN Noudy R.P. Tendean mengatakan, pihaknya akan segera menyusun rumusan strategi kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika ekonomi nasional dan global.
“Saat ini dinamika ekonomi keuangan global berubah cepat sehingga risiko dan ketidakpastian meningkat, ini menjadi ancaman bagi negara berkembang termasuk Indonesia,” ungkap Noudy.
Noudy juga menyebutkan bahwa laporan Dewan Gubernur BI menggambarkan angka inflasi yang cukup fluktuatif, khususnya pada sektor volatile food atau bahan makanan.
Tidak hanya itu, perekonomian saat ini juga diwarnai dengan naiknya BI Rate menjadi 6,25 persen.
Upaya ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang tertekan hingga Rp16.000 per dolar AS.
“Kondisi ini memerlukan kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia dan meningkatnya inflasi harga bahan makanan yang berdampak signifikan terhadap daerah di Indonesia,” terangnya.
Di lain sisi, Noudy juga mengkhawatirkan kenaikan BI Rate akan dirasakan langsung oleh pelaku ritel dan Pemerintah Daerah (Pemda), yang dapat berujung pada menurunnya minat investasi swasta, berkurangnya pendapatan pajak, turunnya pertumbuhan Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan meningkatnya pembiayaan daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Maka dari itu, Noudy menyatakan bahwa seminar ini diharapkan dapat membawa pengetahuan baru bagi daerah untuk menyikapi kondisi perekonomian global saat ini.
“Melalui seminar ini kami harap dapat terumuskan strategi yang tepat dalam pembangunan ekonomi daerah yang resilien dan mampu beradaptasi terhadap kondisi nasional dan global serta mampu menekan laju inflasi,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, hadir juga sebagai narasumber Kepala Biro Perekonomian Provinsi Maluku Utara Ansar Daaly.
Ia mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong partisipasi industri kecil menengah dalam hilirisasi nikel dan menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi ke Maluku Utara.
Tidak hanya itu, pihaknya juga optimistis dapat menjawab tantangan ekonomi global dengan mengoptimalkan pengembangan sektor tambang dan pertanian yang sangat potensial.
“Upaya strategis yang kami lakukan untuk mengembangkan sektor pertanian yang potensial yakni dengan mendorong program CSR (Corporate Social Responsibility) berupa pelatihan peningkatan kapasitas penduduk sekitar pertambangan seperti pelatihan terkait pertanian, pemberian bantuan produk dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Ril)