Banjarbaru,– Forum Rembuk Aktivis Banua yang diselenggarakan di Hotel Rodhita berhasil menarik perhatian aktivis dan masyarakat setempat.
Acara ini diadakan sebagai respons terhadap keterlibatan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammadun, dalam sebuah kasus kontroversial yang menimbulkan keresahan di kalangan pendidik dan aktivis.
Dengan tema “Save Aktivis dan Selamatkan Dunia Pendidikan di Banua,” forum ini menekankan perlunya tindakan tegas terhadap pelanggaran dalam sektor pendidikan.
Para peserta menyuarakan keprihatinan mengenai dampak negatif dari tindakan yang merugikan dunia pendidikan di provinsi tersebut.
Dalam pidatonya, Tokoh Agama Guru Sugianoor memberikan penjelasan mendalam mengenai pentingnya etika dan moral dalam kepemimpinan.
Ia menegaskan bahwa tindakan Madun yang dianggap tidak etis dapat mengganggu stabilitas dan kepercayaan di lingkungan pendidikan.
“Jangan sampai ada lagi Madun yang ke-2, karena ini merusak moral ASN dan moral hukum,” ungkapnya.
Guru Sugianoor juga menambahkan, “Kami tidak bermaksud memusuhi Madun, tetapi perilaku yang tidak konsisten dengan nilai-nilai moral akan mengakibatkan ketidakpastian dan ketakutan di kalangan pendidik, yang pada gilirannya akan memperburuk kualitas pendidikan.” Tambahnya
Forum ini diakhiri dengan harapan agar pemimpin di sektor pendidikan dapat lebih bertanggung jawab dan transparan demi kemajuan dunia pendidikan di Banua.
Para aktivis mendesak Gubernur Kalimantan Selatan untuk mengambil tindakan tegas terkait isu ini, guna memastikan pendidikan di daerah tersebut tidak terpengaruh oleh masalah yang dapat merusak integritas dan kualitasnya.