Kotabaru, 16 Juli 2025 – Sebuah video viral dari pelosok Kecamatan Sampanahan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menggugah perhatian publik.
Dalam video berdurasi satu menit itu, tampak mobil ambulans yang tengah membawa pasien terjebak di jalanan berlumpur. Tidak bisa maju, tidak bisa mundur.
Namun, yang membuat haru, warga setempat bergotong-royong menarik ambulans itu menggunakan bajak—alat pertanian yang biasa digunakan untuk membajak sawah.
Bukan pemandangan biasa. Tapi itulah realita warga pedalaman Kotabaru.
“Saya sudah biasa bawa pasien lewat jalan rusak, tapi kali ini betul-betul parah. Tanpa bantuan warga, kami tidak bisa lanjut,” kata sang sopir ambulans
Peristiwa yang terjadi pada Rabu (16/7/2025) ini menggambarkan betapa sulitnya akses layanan kesehatan di daerah yang semestinya mendapat perhatian pemerintah.
Sementara pasien di dalam ambulans harus segera ditangani, mobil justru tak bisa bergerak karena ban terperosok dalam lumpur. Warga tak tinggal diam. Mereka datang dengan tali, tenaga, dan satu unit bajak yang akhirnya berhasil menarik ambulans keluar.
Setelah diunggah oleh akun media sosial Berita Kotabaru, video tersebut langsung menyebar luas. Banyak yang memberikan komentar penuh simpati, ada pula yang marah melihat betapa lambannya pembangunan infrastruktur di wilayah yang masih menjadi bagian dari Republik ini.
“Ini bukan hanya soal jalan rusak. Ini soal hak hidup. Soal bagaimana sebuah ambulans harus berjuang menyelamatkan nyawa tapi malah tertahan lumpur,” tulis seorang pengguna Instagram dalam unggahan video tersebut.
Tak sedikit pula warganet yang mengapresiasi solidaritas masyarakat desa, yang meski hidup serba terbatas, tak pernah ragu untuk membantu sesama.
Kejadian ini menyisakan tanya besar,di mana peran Pemerintah Kabupaten Kotabaru? Jalan penghubung ke Sampanahan bukan jalur baru, bukan pula daerah terisolasi total.
Namun setiap musim hujan, jalan ini selalu berubah menjadi kubangan lumpur. Janji-janji perbaikan berkali-kali dilontarkan, tetapi realisasinya tak kunjung datang.
Warga kini menuntut perbaikan yang nyata. Bukan tambal sulam, bukan hanya saat menjelang pemilu.
Apa yang terjadi di Sampanahan bukan sekadar cerita tentang jalan rusak. Ini adalah gambaran utuh tentang perjuangan, solidaritas, dan harapan yang terus hidup di tengah ketidakpastian.