Tujuh Tahun Tanpa Bantuan, Warga Mantuil Tuntut Kepedulian Pelindo Lewat Aksi Damai

Koordinator aksi, Alex Agustinus, memberikan keterangan kepada awak media usai memimpin aksi damai warga Kampung Mantuil di Pelabuhan Basirih, Banjarmasin, Senin (27/8/2025). Ia menyampaikan keluhan warga terkait dampak lingkungan akibat aktivitas bongkar muat pelabuhan

Banjarmasin – Puluhan warga Kampung Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, menggelar aksi damai di sekitar kawasan Pelabuhan Basirih, Rabu (27/8/25), untuk menyampaikan aspirasi terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pelabuhan terhadap pemukiman warga.

Aksi ini berlangsung tertib dan damai, dengan pengamanan ketat dari aparat kepolisian. Sebanyak 300 personel dari Polresta Banjarmasin yang didukung oleh Polda Kalimantan Selatan diterjunkan untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama jalannya aksi.

Kehadiran aparat ini turut memastikan bahwa kegiatan penyampaian aspirasi berjalan aman dan kondusif tanpa mengganggu aktivitas pelabuhan.

Koordinator aksi, Alex Agustinus, dalam orasinya menyampaikan bahwa warga terdampak langsung oleh aktivitas bongkar muat yang dinilai menyebabkan getaran kuat hingga merusak rumah-rumah di sekitar pelabuhan.

Oplus_131072

“Ring satunya pelabuhan ini sudah terlalu dekat dengan rumah warga. Akibat getaran dari aktivitas bongkar muat, banyak rumah mengalami retak. Ini bukan isu baru, tapi sudah bertahun-tahun kami rasakan. Sayangnya, bantuan dari Pelindo terakhir kami terima pada tahun 2017,” tegas Alex di hadapan para peserta aksi.

Ia juga menambahkan bahwa aksi ini bukan bentuk penolakan terhadap operasional pelabuhan, melainkan upaya warga untuk mendorong dialog dan mencari solusi yang adil serta berkelanjutan.

“Kami hanya ingin didengar. Kami ingin ada tanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan. Lingkungan harus dijaga, dan warga sekitar pelabuhan tidak boleh dikorbankan,” tambahnya.

Menanggapi aksi tersebut, General Manager Pelabuhan Trisakti, Ari Sudarsono, menyampaikan apresiasi atas penyampaian aspirasi secara damai dan menegaskan bahwa Pelindo membuka diri terhadap dialog yang konstruktif.

“Pelindo senantiasa berkomitmen mendengar aspirasi masyarakat. Kami percaya melalui komunikasi yang baik akan lahir solusi bersama yang mendukung keberlanjutan pelabuhan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujar Ari dalam pernyataannya.

Baca Juga  Sidang Praperadilan Tersangka MS di Banjarmasin Ditolak Hakim

Ia juga menyebutkan bahwa Pelindo melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) telah menyalurkan berbagai bantuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum, serta kegiatan pelestarian lingkungan.

Namun, pihaknya mengakui perlunya evaluasi menyeluruh terhadap implementasi program, terutama menyangkut wilayah yang terdampak langsung aktivitas pelabuhan.

Sebagai langkah tindak lanjut dari aksi damai ini, warga bersama Pelindo dan pihak terkait dijadwalkan akan menggelar pertemuan lanjutan pada Jumat mendatang di rumah Ketua RT Antasan Bondan RT 17 RW 01, Kelurahan Mantuil.

Pertemuan ini juga akan melibatkan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) serta perusahaan-perusahaan mitra pelabuhan, termasuk PT Laban.

Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan, mencari solusi teknis atas gangguan lingkungan, dan menyusun skema tanggung jawab sosial yang lebih merata dan berkelanjutan.

Meskipun berlangsung di sekitar pelabuhan, aksi damai tersebut tidak mengganggu operasional Pelabuhan Basirih. Kegiatan bongkar muat tetap berjalan normal, dan situasi di lapangan terpantau aman serta tertib.

Aksi ini menjadi cerminan kuatnya kesadaran warga dalam menggunakan jalur demokratis untuk menyuarakan hak dan kebutuhan lingkungan yang sehat. Warga berharap suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti dengan kebijakan nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *