BANJARMASIN – Saat malam tiba dan pengawasan jembatan timbang berhenti, truk-truk bermuatan berlebih mulai melintas bebas di jalanan Tabalong.
Warga pun angkat suara, mendesak agar Jembatan Timbang di Jalan Ir. PH. Moch. Noor, Kasiau, Kecamatan Murung Pudak, diaktifkan selama 24 jam penuh.
Mereka khawatir operasional yang hanya berlangsung pada siang hari justru memberi celah bagi kendaraan overload, termasuk angkutan batubara, untuk melintas tanpa pengawasan.
Aktivitas curi-curi malam tersebut dikhawatirkan mempercepat kerusakan jalan dan membahayakan keselamatan pengguna lalu lintas.
Hendri, seorang mahasiswa asal Tabalong, menilai lemahnya pengawasan di malam hari menjadi salah satu penyebab meningkatnya aktivitas truk over tonase, termasuk angkutan batubara, yang kerap beroperasi diam-diam saat jembatan timbang tidak aktif.
“Banyak truk over tonase yang jalan malam hari, termasuk angkutan batubara. Kalau jembatan timbang hanya aktif siang, ya percuma. Harusnya beroperasi 24 jam untuk mencegah kerusakan jalan,” ujarnya, Rabu (25/6/2025).
Menurut Hendri, keberadaan jembatan timbang tidak akan efektif bila tidak disertai sistem pengawasan yang konsisten sepanjang waktu.
Ia menambahkan bahwa masyarakat akan menjadi pihak paling terdampak jika kondisi jalan terus menurun akibat kendaraan overload.
Jembatan timbang merupakan instrumen penting dalam menekan praktik over dimension over loading (ODOL), yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan di berbagai daerah.
Tanpa pengawasan ketat dan berkelanjutan, potensi kerugian negara akibat pembengkakan biaya perbaikan jalan bisa semakin besar.
Warga berharap Dinas Perhubungan dan instansi terkait segera merespons keluhan ini dengan memperpanjang jam operasional jembatan timbang.
Langkah ini dinilai penting sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan serta keberlanjutan infrastruktur jalan, sekaligus mengantisipasi pelanggaran angkutan batubara yang masih kerap terjadi di malam hari.